Minggu, 07 November 2004

berpikir dan berkarya

Satu hal yang selalu menjadi penyemangat dalam segala aktivitas adalah ketika mengingat lagi impian hidup yang kemudian menjadi tantangan untuk bisa meraihnya. Yah, visi hidup. Soalnya seringkali penyakit malas, bosan, tak bergairah itu menjangkiti di saat-saat harusnya banyak berbuat. Itulah makanya terkadang harus kembali me-refresh pikiran dengan gaya menyepi atau menghilang dari peredaran. Tapi hanya sebentar, tidak terlalu lama. Tidak sampai terlena dan meninggalkan kewajiban. Intinya, mengumpulkan energi yang terserak dan menjadikannya sebagai bahan bakar untuk menjawab segala persoalan.
Saya selalu berpikir bahwa hidup saya ini harus bermakna, bagi saya sendiri mapun untuk yang lain. Tentunya makna yang indah dan kesan yang baik, bukan topeng pula. Saya kemudian berpikir lagi bahwa untuk mendapatkannya harus ada sesuatu yang dilakukan. Dan saya menemukan solusinya dari sebuah hadits yang intinya tentang sebuah pertanyaan dan jawaban, “siapakah seseorang yang paling baik, ialah yang paling bermanfaat bagi yang lain.” Jadi, harus ada aksi nyata atau sebuah usaha untuk mendapatkan kebermaknaan itu. Berkarya yang bermanfaat untuk umat. Nah, kalau sudah begini, kebermaknaan hidup itu akan benar-benar dirasa dan bahagia-lah yang akan kemudian diraih. Sekali lagi, yang menjadi pembuktiannya adalah dengan aksi nyata.